​Peningkatan Produktivitas & Efisiensi hingga 20%-30% dengan Penerapan Manajemen & Teknologi yang Optimal

Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia masih punya potensi besar untuk meningkatkan produktivitas hingga 30%. Dengan menerapkan teknologi dan manajemen yang lebih baik.

Secara kuantitas, produksi CPO Indonesia pada 2023/2024 mencapai 46,5 juta metrik ton, mencakup sekitar 59% dari produksi global, menjadikannya produsen terbesar di dunia. Dari sisi kebun, Indonesia memiliki hasil kebun (yield) dengan rata-rata sekitar 3,8 ton per hektar, sementara Malaysia memiliki yield sekitar 4 ton per hektar.

Secara kualitas, nilai premium produk sawit masih dapat dicapai dengan ketertelusuran data sesuai standar sertifikasi (RSPO, ISPO, ISCC) yang dapat meningkatkan harga 10% - 20%. Oil Extraction Rate (OER) di Indonesia berkisar antara 20% hingga mendekati 23%, yang masih dapat ditingkatkan lagi.

Peningkatan efisiensi dalam industri kelapa sawit dapat dicapai melalui penerapan teknologi dan manajemen yang tepat di setiap aspek, mulai dari transportasi produk, kualitas Tandan Buah Segar (TBS), hingga operasional perkebunan, dsb. Dengan penerapan manajemen dan teknologi yang optimal, efisiensi dapat meningkat hingga 20%-30%, memungkinkan Indonesia untuk memaksimalkan potensi produksi dan kualitas produknya, serta mempertahankan posisi sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia.

Transportasi Produk yang dilengkapi dengan Sistem-sistem Digital dapat mendukung ketertelusuran serta mengoptimalkan rute pengiriman, mengurangi waktu tunggu, dan meningkatkan ketepatan waktu pengiriman. Sistem-sistem ini juga dapat diterapkan untuk mengelola penjadwalan transporter, antrian di Mill, pengawasan kelayakan transporter, dsb.

Peningkatan kualitas TBS dapat dicapai melalui program pelatihan bagi petani untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang standar kualitas TBS. Penggunaan teknologi grading otomatis, seperti aplikasi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) mampu meningkatkan akurasi dalam sortasi dan grading TBS dengan efisien. Penggunaan perangkat mobile untuk memantau kuantitas dan kualitas TBS di lapangan semakin meningkatkan validitas data produksi.

Untuk meningkatkan operasional perkebunan sawit, penerapan sistem manajemen berbasis data sangat penting. Transparansi penugasan dan evaluasi kinerja juga penting untuk membangun kekompakan tim, dengan aplikasi manajemen meningkatkan keterlibatan pekerja.

Informasi tepat guna untuk perawatan kebun sawit (misalnya: dosis pemupukan, penjadwalannya, dsb) akan memberikan hasil panen yang semakin baik sekaligus juga penggunaan material dengan tepat takaran dan efisien.

Secara keseluruhan, Industri Sawit di Indonesia semakin membutuhkan ketepatan, baik tepat metodologi, tepat jadwal waktu, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat teknologi, dsb. SEMAI menyediakan solusi-solusi yang #TepatBuatSawit !